ABOUTNGAWI.COM Apriliana Soekir, seorang penulis muda berbakat dari Ngawi, Jawa Timur, telah membuat namanya dikenal di kancah sastra Indonesia. Lahir dan dibesarkan di Ngawi, Apriliana menunjukkan bakatnya dalam menulis sejak usia muda. Apriliana Soekir lahir di Ngawi, Jawa Timur, dalam sebuah keluarga yang mendukung bakatnya dalam menulis. Sejak kecil, Apriliana telah menunjukkan minatnya dalam membaca dan menulis. Ia sering membaca buku-buku sastra dan menulis cerita pendek.
Apriliana Soekir memulai karir menulisnya dengan menulis cerita pendek dan puisi. Ia kemudian memperluas karyanya ke dalam bentuk novel dan esai. Karya-karyanya telah dipublikasikan di berbagai media, termasuk majalah sastra dan online. Salah satu karya terkenal Apriliana Soekir adalah “Kemapa Harus Perempuan”, sebuah buku yang mempertanyakan stereotip dan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan. Buku ini telah mendapat perhatian besar dari kritikus sastra dan pembaca.
Beberapa puisi karya Apriliana Soekir termuat dalam koran harian terbitan Fajar Makassar yang berjudul “Pelukan Sunyi” dan “Bergulat Dengan Rindu”. Puisi berjudul “Sederhana, Kepada Ruang Singgah dan Teropong Waktu” termuat dalam koran harian terbitan Suara Merdeka. Cerita pendek, quotes, dan karya-karyanya yang berupa tulisan tersebar di berbagai media masa nasional. Kisah inspiratifnya banyak belajar dari hidupnya sendiri dan lingkungan sosialnya.
Apriliana Soekir juga telah menerima beberapa penghargaan untuk karyanya, termasuk penghargaan dari majalah sastra terkemuka di Indonesia. Banyak sertifikasi yang ia dapatkan. Mengikuti penulisan antalogi nasional. Dan sampai saat ini ia masih aktif menyuarakan issu-issu perempuan melalui karyanya dalam bentuk puisi, cerpen, konten-konten yang inspiratif termasuk akan menerbitkan buku keduanya dalam bentuk fiksi dan juga berbicara tentang “perempuan”.
Apriliana Soekir telah memberikan kontribusi signifikan terhadap sastra Indonesia. Karyanya telah membantu memperluas wawasan pembaca tentang isu-isu sosial dan kesetaraan gender. Ia juga telah menjadi inspirasi bagi penulis muda lainnya untuk mengeksplorasi bakat mereka dalam menulis. Dengan karyanya yang provokatif dan inspiratif, Apriliana telah menjadi suara perempuan yang berani dan tegas.
Dalam bukunya yang berjudul “Kenapa Harus Perempuan”, Apriliana mempertanyakan stereotip dan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan.
Apriliana juga berbicara tentang pentingnya kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Ia mengatakan, “Perempuan harus memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam semua aspek kehidupan. Perempuan harus dapat menentukan nasibnya sendiri dan tidak harus menjadi korban dari kekerasan dan diskriminasi. Perempuan bukan kiblat dinomor duakan. Perempuan bisa berdikari”
Dengan karyanya, Apriliana telah menjadi inspirasi bagi banyak perempuan muda di Indonesia. Ia telah membuktikan bahwa perempuan dapat menjadi suara yang berani dan tegas dalam masyarakat.
“Perempuan harus menjadi agen perubahan. Perempuan bukanlah barang untuk disubjekkan. Perempuan harus dapat menentukan nasibnya sendiri dan tidak harus menjadi korban kekerasan seksual, perundungan, pembullyan atau KDRT, ” kata Apriliana.
Dengan demikian, Apriliana Soekir telah menjadi salah satu suara perempuan yang paling berpengaruh di Indonesia saat ini. Karyanya telah membuktikan bahwa perempuan dapat menjadi agen perubahan yang berani dan tegas dalam masyarakat.
Dalam wawancara eksklusif dengan About Ngawi, apriliana menceritakan bagaimana perjalanan dari lahir sampai sekarang. Penuh darah, penuh tangis, penuh pahitnya menerima kenyataan standarisasi sebagai kaum perempuan benar-benar dinomor duakan dan dianggap subjek atau barang masih melekat di sekitar kita. Tantangan yang paling berkesan untuknya adalah “saat saya punya pengalaman hidup dilingkungan beragama. Perempuan didogma dengan nilai-nilai agama yang patuh dan teguh. Namun, perempuan sendiri masih diperbudakan oleh adat dan budaya setempat alih-alih berlindung dibalik kata agama. Padahal, jelas-jelas dalam agama perempuan harus dimuliakan. Sayangnya, itu berbanding arah dengan apa yang didakwahkan rasulullah”.
Apriliana percaya bahwa perubahan tidak dapat terjadi tanpa adanya solidaritas di antara sesama perempuan. la mengajak kaum perempuan untuk saling mendukung, bukan justru saling menjatuhkan. Menurutnya, perjuangan ini bukan tentang melawan laki-laki, melainkan melawan sistem yang tidak adil. Membuka sudut pandang baru supaya perempuan-perempuan lebih cerdas.
“Kita buat ruang aman untuk perempuan. Mulai dulu dari kita sesama perempuan untuk tidak saling menjatuhkan, mensupport dan saling merangkul satu sama lain. Alih-alih kita memerangi sistem patriarki, namun lupa kodrat diri dan malah membasmi, membenci, menindas laki-laki tanpa tahu landasan dasar untuk apa melakukannya. Jadi, baiknya kita saling menjaga, memeluk, merangkul dan mendukung dulu sesama perempuan. Karena kita adalah pembentuk peradaban”
Apriliana Soekir bukan hanya seorang penulis, penggiat seni atau seorang aktivis muda tetapi juga seorang pejuang yang menggunakan kata-katanya sebagai tembakan. Ia berharap bisa terus menginspirasi perempuan lain untuk tidak takut bersuara dan melawan ketimpangan yang mereka alami.
Semangatnya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan tidak akan mati. la yakin bahwa selama masih ada perempuan yang berani bersuara, meskipun dibungkam dunia seperti apa, harapan untuk dunia yang lebih adil akan selalu ada. Sebab selalu ada cahaya meskipun didalam kegelapan.
“Perubahan dimulai dari satu suara. Meskipun dengan satu kata. Saya telah memilih untuk bersuara, dan saya tidak akan berhenti,” tutup Apriliana dengan penuh keyakinan.