ABOUTNGAWI.COM Ngawi – Tersembunyi di tengah pedesaan yang tenang di Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, terdapat peninggalan sejarah yang memikat: Situs Arca Banteng. Tempat ini menyimpan jejak peradaban masa lampau yang diyakini berasal dari era Kerajaan Majapahit.
Situs ini dikenal dengan nama “Arca Banteng” karena terdapat patung batu yang menyerupai banteng atau lembu. Menurut cerita masyarakat setempat, lokasi ini pertama kali ditemukan sekitar tahun 1938 oleh warga desa yang penasaran dengan gundukan tanah yang sering didatangi kawanan sapi. Setelah digali, muncul batu berbentuk arca, yang kemudian disebut sebagai “reco” atau arca dalam bahasa Jawa.
Sejak saat itu, dusun tempat situs ini berada pun berganti nama menjadi Dusun Reco Banteng, menyesuaikan dengan penemuan bersejarah tersebut.
Selain arca berbentuk banteng, situs ini juga menyimpan sejumlah peninggalan arkeologis lainnya, seperti Arca Ganesha, Arca Nandi, Lingga-Yoni, fragmen stupa, serta beberapa batu struktur bangunan kuno. Semua benda tersebut diperkirakan berasal dari masa kejayaan Hindu-Buddha di Jawa Timur, khususnya era Majapahit.
Keberadaan arca-arca ini menunjukkan bahwa wilayah Ngawi pada masa lalu bukan sekadar daerah agraris, melainkan juga bagian dari pusat kebudayaan dan keagamaan penting.
Hingga kini, masyarakat Desa Wonorejo masih menjaga kelestarian situs ini melalui tradisi nyadran atau bersih desa yang dilakukan setiap tahun. Ritual ini menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur dan simbol pelestarian warisan budaya.
Selain sebagai situs arkeologi, tempat ini juga dianggap memiliki nilai spiritual oleh sebagian warga, sehingga sering dijadikan lokasi untuk berziarah atau sekadar merenung di tengah suasana yang hening dan alami.
Meskipun menyimpan nilai sejarah tinggi, kondisi Situs Arca Banteng masih memerlukan perhatian. Beberapa arca mulai mengalami kerusakan alami akibat cuaca dan kurangnya perlindungan fisik. Akses jalan menuju lokasi juga masih berupa makadam dan belum dilengkapi papan informasi yang memadai.
Upaya pelestarian terus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah desa, namun dukungan lebih lanjut dari instansi terkait sangat dibutuhkan agar situs ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata edukatif yang berkelanjutan.
Situs Arca Banteng berjarak sekitar 24 km dari pusat kota Ngawi. Pengunjung bisa menempuh perjalanan menggunakan kendaraan pribadi, kemudian berjalan kaki sekitar 200 meter melalui jalan desa. Tidak dikenakan biaya masuk, dan waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat musim kemarau agar kondisi jalan dan situs lebih nyaman untuk dieksplorasi.
Situs Arca Banteng di Desa Wonorejo bukan hanya saksi bisu sejarah kejayaan masa lalu, tetapi juga simbol kuatnya kearifan lokal dalam menjaga warisan budaya. Dengan pelestarian yang tepat, situs ini berpotensi menjadi pusat edukasi sejarah dan budaya yang membanggakan bagi masyarakat Ngawi dan generasi mendatang.